Kamis,
3 April 2014 – Keluarga Mahasiswa
Manajemen Hutan (KMMH) merupakan salah satu himpunan mahasiswa minat di
Fakultas Kehutanan UGM. KMMH bergerak aktif dalam mewadahi kreativitas serta
kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Kehutanan UGM. Kamis siang pukul 13.30
kemarin, KMMH baru saja melaksanakan rangkaian acara terakhir Studi Ilmiah
Lapangan (SIL) yaitu Seminar Hasil Studi Ilmiah Lapangan. Acara tersebut
dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Dalam seminar ini dibahas
mengenai hasil materi yang didapatkan dari penelitian lapangan di Semarang dan
Jepara yang dilaksanakan bulan Februari
2014 lalu. Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bapak Teguh Yuwono S.Hut, M.Sc dan
Bapak Slamet Riyanto S.Hut, M.Sc. Beliau berdua sekaligus menjadi pembahas materi
seminar yang disampaikan oleh tim peneliti SIL. Acara ini juga dihadiri oleh
sebagian mahasiswa Fakultas Kehutanan lintas angkatan mulai angkatan 2010,
2011, 2012 dan 2013. Acara dimulai pukul 14.00 diawali sambutan wakil dekan dan
ketua panitia SIL. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian hasil materi
oleh 4 orang presentator dari tim peneliti SIL dan 1 orang moderator.
Yang
pertama yaitu Raden Firman Santoso, mahasiswa Manajemen Hutan 2011 ini adalah
coordinator tim peneliti SIL. Ia menyampaikan presentasi tentang Latar
belakang, metode penelitian yang digunakan dan hasil data dari instansi
pemerintah. Ia menjelaskan latar belakang diangkatnya SVLK dalam SIL kali ini
karena Jepara merupakan salah satu kota yang terkenal akan kayu, pengrajin
mebel dan pengusaha kayu yang dipasarkan sampai ekspor. Kemudian sedang
hangatnya isu SVLK di Kementrian Kehutanan serta mulai banyaknya pelaku usaha
yang menggunakan sertifikasi kayu di Jepara. Hal inilah merupakan alasan
mengapa SIL 2014 mengunjungi Industri Kayu Jepara. Metode yang digunakan adalah
Purposive sampling dengan metode pengambilan data Interview Guide. Kemudian ia
juga menjelaskan tentang peran pemerintah daerah dalam mendukung SVLK di
Jepara.
Presentator
ke 2 yaitu Azhuardi Reza F. Ia adalah mahasiswa Manajemen Hutan 2011. Ia
menyampaikan materi berupa Hasil kunjungan di Industri skala menegah dan skala
besar. Perusahaan besar di Jepara sudah siap menggunakan SVLK dan tidak
mengalami kendala yang berarti dalam pelaksanaan SVLK tersebut. Sedangkan di
industry skala menegah ia menjelaskan kebanyakan dari perusahaan menengah belum
siap menggunakan SVLK karena terkendala biaya yang mahal dan syarat SVLK yang
masih rumit.
Presentator
ke 3 yaitu Arief Nugroho, mahasiswa manajemen hutan 2011 yang juga selaku ketua
KMMH 2011. Ia menjelaskan tentang Hasil kunjugan dan penelitian di Indutri
Rumah Tangga/Kecil dan Pedagang Kayu. Ia menjelaskan IRT sebagian besar belum
menggunakan IRT karena terkendala biaya dan jual beli IRT hanya pada skala
local saja tidak sampai ekspor ke luar negeri. Untuk pedagang kayu sendiri juga
masih belum menggunakan SVLK. Mereka masih menggunakan dokumen PUHH sebagai
alat jual beli bahan baku kayu.
Presentator
terakhir yaitu Muhammad Abdul Rahman S. Ia merupakan mahasiswa Manajemen Hutan
angkatan 2011 menjelaskan tentang pembahasan dan kesimpulan dari kunjungan
penelitian SVLK di Jepara. Ia mengatakan masih banyak industry kayu di Jepara
yang belum menggunakan SVLK terlebih untuk skala menengah sampai kecil karena
terkendala biaya dan mekanisme SVLK yang masih rumit. Minimnya sosialisasi dari
Dinas terkait dan enggannya pengusaha kayu untuk pro aktif bertanya pada
pemerintah, hal ini kemudian menjadi kendala dan halangan bagi pelaksanaan SVLK
di Jepara. Jumlah Lembaga VLK yang masih sedikit di Indonesia (sekitar 12) dan
Ribuan industry kayu di Jepara seakan menjadi tantangan yang berat karena untuk
mengawal ribuan industry kayu tersebut, Lembaga VLK dirasa masih kurang
mengimbangi dan belum siap.
Acara
selanjutnya moderator memberikan kesempatan bagi Bapak Teguh Yuwono S.Hut, M.Sc
dan Bapak Slamet Riyanto S.Hut, M.Sc untuk memberikan tanggapan atas presentasi
yang sudah dilakukan. Beliau berdua memberikan apresiasi tinggi kepada tim SIL
karena berani mengambil tema penelitian yang berat yaitu SVLK. Bapak Slamet
menyampaikan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam penerapan SVLK di
Indonesia yang harus diperhatikan yaitu : 1. Struktur Birokrasi, 2.
Ketersediaan Sumber Daya, 3. Komunikasi antar stakeholders, 4. Kesiapan
Implementator SVLK di lapangan. Acara dilanjutkan dengan diskusi. Para tamu dan
presentator terlihat antusias dalam menjalani diskusi ini.
“Adanya
kegiatan ini kurang lebih bisa menjadi modal tambah bagi rimbawan muda, tidak
hanya untuk kuliah tapi juga bisa menjadi bekal untuk kerja nanti. Nilai
plusnya, materi SVLK tidak diajarkan di kampus karena masih tergolong baru.
Oleh karena itu beruntunglah bagi mereka yang mau belajar dan meneliti
penerapan SVLK melalui acara SIL 2014 ini,” kata Ranu tim Acara SIL 2014.
Acara
Seminar Hasil SIL ini berakhir pukul 16.30. Sebagai penutup dan kenang –
kenangan untuk tamu yang datang. Tim panitia SIL membagikan hadiah doorprize
menarik bagi yang beruntung dan berhasil menjawab kuis yang diberikan oleh tim
panitia.
0 Comments :
Posting Komentar